Sejarah
Awal mula berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nadhlatul Ulama Putri Kota Malang bernama Madrasah Muslimat Nahdlatul Ulama setelah Madrasah Nahdlatul Wathon (sekarang MI KH Badrusalam) yang berdiri tahun 1924. KH Nachrowi Thohir dikenal sebagai tokoh yang peduli pada pendidikan dalam lingkungan NU. Tahun 1924, beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Watan (sekarang namanya menjadi MI KH Badrussalam) di daerah Jagalan, Malang. Banyak yang menentang dengan alasan perempuan pada zaman itu belum lazim untuk menerima pendidikan formal. Tak hanya itu, bahkan pada tahun 1925 ada pemikiran bahwa yang mengenyam pendidikan di madrasah bukan hanya anak laki-laki saja, tapi anak-anak perempuan juga berhak dibuatkan madrasah supaya mereka juga memperoleh pendidikan.
Pada tahun tersebut KH Nachrowi mengumpulkan orang tua murid-murid madrasah. Beliau menjelaskan idenya agar anak-anak perempuan juga mengikuti aktifitas pendidikan di madrasah. Kemudian beliau berkehendak mendirikan madrasah khusus untuk perempuan. Menghadapi hambatan ide pendirian madrasah untuk perempuan ini, KH Nachrowi Tohir melakukan konsultasi ke kyai-kyai. Akhirnya beliau mendapat perintah untuk datang ke KH Wahab Hasbullah di Jombang Tambakberas.
Saat itu KH Nachrowi Thohir belum mengenal siapa KH Wahab Hasbullah itu. Di tengah perjalanan menuju ke Jombang beliau beristirahat di sebuah masjid dan tertidur. Ditengah tidurnya beliau bermimpi ada seseorang yang berkata menggunakan bahasa Jawa kepada beliau “tirokno dungo iki: Allahumma inna nas alukal ‘afwa wal ‘afiyah wal mu’afadad-daimah fiddini wad-dunya wal akhiroh, Allahumma ahsin ‘aqibatana fi umuri kulliha wa ajirna min hisyyid dunya wa dzahabil akhiroh wa finatihima wa baliyyatihima innaka ‘ala kulli syaiin qodir”. Sesampainya di kota Jombang beliau masih belum mengetahui lokasi Tambakberas, setelah mencari dan bertanya kepada penduduk setempat akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Begitu masuk komplek pondok Tambakberas ternyata benar, beliau melihat ada seseorang yang sedang mengerek burung. Seperti kata seseorang dalam mimpi beliau “nanti sesampainya kamu di Tambakberas Jombang kamu akan melihat seseorang yang sedang mengerek burung dialah KH Wahab Hasbullah”. Langsung saja beliau menyapa KH Wahab Hasbullah, beliau ditanya tentang doanya, lalu KH Nachrowi membacakan doa yang didengarnya dalam mimpi tersebut. Kemudian KH Wahab menjawab” Iya benar, Insyaallah tujuan anda berhasil”. Sepulangnya beliau dari Jombang, ide pendirian madrasah untuk perempuan tersebut sudah menyebar kemana-mana, akhirnya banyak orang tua yang mengirimkan anak-anak perempuannya untuk dimadrasahkan. Ada yang dari Sidoarjo, Sukorjo, Singosari dan daerah lainnya.
Lalu KH Nachrowi Thohir menitipkan anak-anak putri tersebut di rumah beliau di Jagalan Malang dan menjadikannya semacam pesantren tempat santriwati belajar sekaligus menginap. Madrasah Muslimat Nahdlatul Ulama (MI NU Putri) pada awal berdirinya merupakan madrasah satu-satunya di Kota Malang bahkan Indonesia, yang santrinya atau muridnya perempuan semua. Alhamdulillah sampai tahun 2022. Madrasah Muslimat Nahdlatul Ulama (MI NU Putri) masih dipercaya oleh masyarakat Kota Malang, sehingga jumlah siswa-siswinya stabil kisaran 100-170 siswa dengan 10 kelas, masing-masing kelas 16 siswa-siswi.
Komentari Tulisan Ini
Halaman Lainnya
Visi dan Misi
Visi “UNGGUL DALAM PRESTASI, BERNUANSA IMAN DAN TAQWA SERTA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERHALUAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH” Misi 1. Mewujudkan madrasah ungg